Admin
14 Juni 2022 - 00:00 WIB
1104
Sleman – UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) menjadi tuan rumah workshop dan rapat koordinasi Forum Dekan Teknik Indonesia (FDTI) Wilayah Tengah di ruang seminar Gedung F. Arie Lasut Fakultas Teknologi Mineral pada Sabtu (11/06/2022). Kegiatan ini dihadiri oleh para Dekan Fakultas Teknik anggota FDTI di wilayah tengah. Dalam kegiatan tersebut juga diundang Ketua Majelis Akreditasi LAMTEK, Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., IPU., dan Sekjen IABEE, Berlian Kushari, S.T., M.Eng., sebagai pembicara workshop dengan tema “Peranan Pengelola Program Studi dalam akreditasi Lembaga Akreditasi Mandiri Teknik (LAMTEK) dan akreditasi internasional Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE). Disela-sela acara tersebut juga dilaksanakan penantanganan Perjanjian Kerjasama antara fakultas dari berbagai perguruan tinggi.
Prof. Dr. M. Irhas Effendi, M.Si. selaku Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta dalam sambutannya menyampaikan apresiasi penyelenggaraan forum FDTI. “Selamat datang dan terima kasih kepada para jajaran anggota FDTI yang telah hadir dalam acara ini. ungkap Bapak Irhas.
Rektor UPNVY berharap workshop dan koordinasi FDTI dapat mendorong kekompakan para Dekan Teknik Indonesia untuk mengawal peningkatan Kerjasama dan pengembangan pendidikan teknik kedepannya. “Semoga pertemuan ini akan meningkatkan mutu dan kualitas di bidang Teknik.” tambah Rektor.
Dr. Sutarto, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Mineral menyampaikan tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk memajukan fakultas teknik di Indonesia khususnya wilayah tengah melalui workshop dan koordinasi program kerja bersama Dekan Teknik Indonesia. Tema workshop adalah peranan Pengelola Program Studi dalam akreditasi LAMTEK dan akreditasi internasional IABEE. Ini merupakan hal baru dan penting yang harus dipersiapkan oleh semua Fakultas Teknik di Indonesia, termasuk Fakultas Teknologi Mineral dan Fakultas Teknik Industri di UPN “Veteran” Indonesia.
Ia menambahkan kegiatan koordinasi diantaranya adalah kerjasama untuk mengimplementasikan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, terutama pelaksanaan kegiatan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MKBM) dan capaian target Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Tambahan (IKT). Dari koordinasi tersebut, kemudian disepakai telah dibentuk kelompok kerjasama dan pembagian koordinatornya dari 11 program yang telah disepakati sebelumnya, meliputi kelompok: 1. Hibah Pkm dan Penelitian, 2. FDTI Tanggap Bencana dan Sosial, 3. Pengelolaan Jurnal, 4. Pelaksanaan Seminar, 5. Pemanfaatan Laboratorium, 6. PPM Dana Mandiri, 7. Pertukaran Dosen, 8. Pertukaran Mahasiswa, KKN Tematik, dan Kegiatan Lapangan, 9. Sertifikasi Keahlian, 10.Pengingkatan Kualitas Akademik/Akreditasi. Dengan telah dibentuknya koordinator kelompok kerjasama dan telah ditandatanganinya kerjasama antar fakultas, kita harapkan segera dapat dilakukan implementasi kesepakatan-kesepakatan yang telah disepakati, tambah Dekan FTM.
Acara kemudian dilanjut dengan penyampaian sambutan dari Ketua FDTI Wilayah Tengah, Prof. Dr.-Ing. Ir. Asep Ridwan, ST., MT., IPM yang juga merupakan Dekan Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA). Beliau menyampaikan harapannya di mana momen tersebut bisa menjadi awal kerja sama bilateral yang mendukung 11 program yang diamanahkan saat kongres di Bandung. “Akreditasi menjadi sangat penting terutama bagi kita unit pengelola program studi. Kita harus memastikan bahwa mutu kita menjadi terjamin dalam 9 kriteria yang ditetapkan. Terutama siklus PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi pelaksanaan, Pengendalian pelaksanaan, dan Peningkatan) dapat berjalan dengan baik di kampus kita,” imbuh Bapak Asep.
Sebelum masuk ke acara utama, Ketua Umum FDTI yakni Prof. Ir. Selo, ST, MT, M.Sc, PhD, yang saat ini menjabat sebagai Dekan Teknik Universitas Gadjah Mada sebagai keynote speaker, menyampaikan sebuah materi berjudul “Engineering Education for Better Future”. Beliau membuka materi dengan menunjukkan prediksi pekerjaan di mana banyak pekerjaan akan digantikan oleh mesin. Namun ada juga beberapa pekerjaan yang tidak bisa digantikan oleh mesin salah satunya bidang teknik yang menjadi trend setter revolusi industri. Menurut Bapak Selo, yang dibutuhkan perguruan tinggi adalah tumbuh, yakni dengan cara berubah. Beliau kemudian menutup sesi penyampaian materi dengan sebuah pernyataan, “menjamin kualitas lulusan hanya bisa diberikan oleh suatu lembaga institusi jika lembaga institusi itu bisa memahami situasi dan meresponnya. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita me-manage perubahan, memastikan KKNI berjalan dengan baik, dan peran kampus adalah menjadi pemimpin di depan.”
Masuk pada acara inti, materi mengenai peran penting unit pengelola prodi dalam akreditasi mandiri LAMTEK. Materi tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, MT. IPU selaku Ketua Majelis Akreditasi LAMTEK. Beliau membuka pemaparannya dengan menunjukkan beberapa kelemahan dalam proses akreditasi. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah visi dan misi yang belum mendukung, program kerja yang tidak sesuai dengan visi, siklus penjamin mutu belum berjalan, dukungan data yang lemah, sistem informasi yang belum mendukung dan terakhir adalah dosen sebagai tenaga pendidik. Beliau kemudian menjelaskan satu per satu dari kelemahan tersebut dan menjelaskan bagaimana seharusnya hal tersebut berjalan. Beliau juga menyampaikan mengenai 9 kriteria yang menjadi acuan penilaian dalam proses akreditasi.
Acara utama kemudian ditutup dengan penyampaian materi oleh Ir. Berlian Kushari, ST., MT selaku Sekjend IABEE. Berbeda dengan penyampaian materi yang pertama, pernyampaian materi yang kedua ini membahas mengenai peran penting unit pengelola prodi dalam akreditasi internasional IABEE. Beliau menjelaskan mengenai apa yang perlu dipersiapkan unit pengelola prodi dalam proses akreditasi internasional dan apa saja kriterianya.
sumber : www.upnyk.ac.id