Admin
27 Maret 2021 - 00:00 WIB
1592
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta mencetak sejarah baru dengan meluluskan doktor pertamanya, hari ini (Jumat, 26/3/2021).
Aris Buntoro, yang merupakan mahasiswa Program Doktoral Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta , dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude setelah sukses melewati sidang promosi doktor. Pria yang juga berprofesi sebagai dosen Jurusan Perminyakan Fakultas Teknologi Mineral mampu menyelesaikan studinya hanya dalam waktu tiga tahun. Yang mana rata-rata studi S-3 membutuhkan waktu 3,5 tahun.
"Dengan pandemi saya bisa fokus menyelesaikan studi dengan tepat waktu. Pandemi membawa berkah bagi saya. Yang utama pula adalah dukungan dari istri. Saya tidak akan mampu tanpa dukungan kuat dari keluarga," ujarnya yang sempat terharu saat menyampaikan ucapan terima kasih pada istri dan keluarga di akhir sidang promosi doktor.
Pria kelahiran Sleman, 28 Maret 1959 ini mengangkat judul disertasi "Pemodelan Frakabilitas Serpih Hidrokarbon Formasi Brownshale pada Dalaman Bengkalis Cekungan Sumatera Tengah".
Aris menjelaskan, Indonesia saat ini memiliki sumber daya alam terutama gas yang sangat melimpah.
Sumber daya tersebut tersebar di seluruh Indonesia mulai dari Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan, bahkan sampai Papua.
Namun, yang terbesar adalah di Central Sumatera Bay Sand yang menjadi tempat penelitiannya. Saat ini Indonesia belum mengembangkan sil gas, nah untuk mengurangi tingkat risiko kegagalan perlu adanya penelitian yang lebih intensif dan tentu harus didukung antar stakeholders, antara perguruan tinggi dengan para praktisi. Dengan adanya penelitian yang intensif, maka hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menghasilkan serpih hidrokarbon yang ada di Indonesia sebagai target untuk ketahanan energi nasional," papar Aris.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Rektor , M Irhas Effendi mengatakan ujian sidang promosi doktor kali ini merupakan kali pertama dari satu-satunya program doktoral yang sudah dibuka kini.
Ia pun menyampaikan apresiasi kepada Aris Buntoro.
"Ada beberapa hal yang perlu kali apresiasi dari Pak Aris. Pertama, usianya sudah senior, sudah tidak muda lagi, yakni 62 tahun. Ini bisa menginspirasi yang muda-muda untuk belajar lebih giat. Kedua, ia dari orang minyak yang bisa mengintegrasikan ilmunya dengan teknik-teknik geologi, ini memberikan warna baru," ujarnya. Irhas berharap, dari penelitian yang telah dilalui, Aris dapat menyumbangkan kontribusi sains atau kelimuan dan kontribusi praktis. "Mudah-mudahan bisa memberi kontribusi pada peningkatan produksi minyak di Indonesia. Dari sisi sains juga memberi pengetahuan baru untuk Teknik Perminyakan. Pak Aris dosen kami, ini sangat kami butuhkan untuk meningkatkan kualitas kinerja perguruan tinggi," tambah Irhas.